foto: pixabay.com |
Sial sekali Arman terkena PHK karena perampingan
karyawan. Uang pesangon dari perusahaan nggak bisa mengobati kesedihan Arman. Arman
menyesali nasibnya pekerjaan hilang dan anak yang didamba tak kunjung
dikaruniai Allah. Sebulan Arman ke sana ke mari melamar pekerjaan tapi nggak ada
satupun perusahaan menerimanya.
" Duh apes banget, nasib gue ! "
gerutu Arman sambil duduk melepas lelah di pinggir jalan. Sebelah Arman duduk
pengemudi kereta odong-odong lagi menghitung penghasilannya seharian. Pengemudi
odong-odong jujur lagi waktu ditanya Arman penghasilannya sehari rata-rata
berapa. " 150rb - 200rb/hari,"
jawab si pengemudi odong-odong. Lumayan juga apalagi kalau Arman sendiri yang
kemudi bukan tenaga orang lain pasti lebih untung pikir Arman.
Dengan uang pesangonnya, Arman beli kereta
odong-odong. Bekal niat dan dukungan istrinya Dewi, Arman optimis usaha
odong-odongnya sukses dan cepat balik modal. Seminggu pertama narik odong-odong
Arman semangat karena omsetnya memuaskan. Tapi minggu ke 2 omset makin
berkurang hingga minggu ke 4.
Datang Dewi yang dapat saran dari temannya
supaya kereta odong-odong Arman pakai penglaris dari dukun biar ramai sama
sekalian dikasih alamat dukun yang tokcer. Tadinya Arman nolak karna nggak
percaya sama kekuatan ilmu perdukunan. Tapi batas kesabarannya habis lihat
omset odong-odongnya narik seharian hasilnya nihil, Arman akhirnya datang ke
dukun.
Si dukun suruh Arman gunting sendiri beberapa
helai rambut anak kecil yang suka naik odong-odong tapi rambut yang deket
ubun-ubun si anak. Rambut harus langsung dimasukkan ke dalam air yang di
dalamnya ada kembang 7 rupa dalam toples. Biarin rambut dalam rendaman sampai
anak itu meninggal dunia sendirinya lalu setelah anak itu dikubur Arman harus
ambil tali pocongnya dan potong kain kafan pocong si anak 15 x 15 cm. Baru
kemudian bawa rambut dalam rendaman, tali pocong, potongan kain kafan ke dukun
buat dibacain mantera.
Arman segera melaksanakan perintah dukun dengan
menyamar jadi tukang pangkas gratis untuk anak-anak. Sasaran Arman anak-anak
kampung lain jauh dari kampungnya dan buka pangkas di bawah pohon rindang.
Karna gratis, pangkas rambut Arman banyak yang ngantri anak-anak ditemani
orang-tua mereka sehingga Arman kesulitan memasukkan langsung rambut yang baru
digunting ke air kembang 7 rupa. Arman takut ketahuan orang tua anak-anak itu.
Hari sudah sore Arman duduk dekat warteg kurang
semangat karna seharian pangkasin rambut anak-anak tapi gak ada uang masuk.
Guntingan rambut anak kecil dimasukkan dalam air kembang 7 rupa juga gagal
didapat.
Ada odong-odong lewat, anak-anak mendatangi odong-odong. Keluar anak kecil
dari warteg setelah dikasih uang ibunya untuk naik odong-odong. Arman
menawarkan ke ibu warteg pangkasin rambut anaknya gratis lagi promo. Si ibu
langsung mau begitu anaknya selesai main odong-odong diajak ke Arman untuk
dipangkas rambutnya. Sementara anaknya dipangkas, si ibu sibuk layani pembeli
di wartegnya. Peluang si Arman untuk melancarkan misinya karena nggak ada
satupun yang memperhatikan dia lagi pangkas rambut anak bu warteg. Arman
berhasil memasukkan guntingan rambut dekat ubun2 si anak warteg ke dalam air
kembang 7 rupa.
Arman pulang dengan hati senang meski gak bawa uang
tapi misinya yang pertama sukses tinggal misi ke 2 menunggu si anak meninggal
dunia. Besoknya Arman lihat ada bendera kuning depan warteg si anak kecil itu.
Malamnya Arman menjalankan misi ke 2 menggali kuburan si anak warteg, mengambil
tali pocongnya dan menggunting kain kafannya.
Paginya Arman datang ke dukun bawa guntingan
rambut dalam air kembang 7 rupa, tali pocong dan potongan kain kafan. Dukun
meletakkan guntingan rambut di atas potongan kain kafan lalu membaca mantera
kemudian menyatukan ujung kain kafan yang satu dengan ujung kain kafan yang
lain lalu mengikat dengan tali pocong jadilah itu jimat penglaris untuk Arman.
Dukun memberikan jimat itu ke Arman. Setiap
malam jumat kliwon Arman memandikan jimat dalam keadaan utuh terbungkus kafan
terikat tali pocong dengan cara mencelupkan 3x ke dalam air kembang 7 rupa
sambil dibaca mantera. Jika tidak dilaksanakan maka akan terjadi malapetaka
pada keluarga Arman. Setiap seminggu sekali jimat pasti makan korban nyawa
salah satu anak yang menaiki odong-odong Arman. Anak itu mendadak sakit
kemudian meninggal dunia. Jimat harus diikat di bagian tersembunyi pada
odong-odong jangan terkena air hujan.
Arman pulang dan mengikat jimatnya di bagian
bawah odong-odongnya. Lalu penampakan hantu si anak warteg (wajah dan
penampilan fisik seperti anak kecil biasa nggak usah dibuat seram) lincah
tertawa bermain-main di atas kereta odong-odong. Si hantu anak warteg
ganti-gantian menaiki kuda2an odong-odong. Lalu si hantu anak warteg
meninggalkan odong-odong mendatangi anak-anak kecil yang lagi bermain lalu membisikkan
anak-anak main odong-odong. Nggak lama kemudian si hantu anak warteg kembali
bersama anak-anak kecil menaiki odong-odong si Arman yang nongkrong depan rumah
Arman. Tampak si hantu anak warteg berada di antara anak-anak yang menaiki
odong-odong.
Arman dan Dewi senang odong-odongnya hanya diam
depan rumah aja udah ramai ngantri anak-anak tetangganya rebutan naik. Baru 4
jam aja odong-odongnya nongkrong depan rumah, Arman sudah peroleh omset 200rb.
Apalagi kalau Arman keliling kampung narik
odong-odong. Arman makin semangat hari
pertama sudah terbukti jimat si dukun manjur.
Besoknya Arman keliling kampungnya narik
odong-odongnya. Tampak si hantu anak warteg ceria gembira di atas odong-odong.
Lalu odong-odong Arman berhenti di keramaian anak-anak bermain. Si hantu anak
warteg langsung turun dari odong-odong menghampiri kumpulan anak-anak bermain
membisik ke tiap anak seketika anak-anak itu menghampiri odong-odong Arman dan
berebut naik. Hari itu Arman pulang bawa omset 600rb.
Seminggu pertama sejak pakai jimat hantu si anak
warteg, odong-odong Arman mampu meraih omset 4.500.000. Mendadak seorang anak
di kampung Arman meninggal dunia. Anak itu paling sering naik odong-odong
Arman. Arman jadi ingat kata si dukun seminggu sekali jimatnya makan korban.
Malamnya, Arman mimpi buruk. Arwah anak kecil yang
korban jimat Arman datang dalam mimpi Arman. Arman teriak ketakutan sontak
terbangun dari tidurnya dalam keadaan seluruh badan bermandi keringat. Dewi
menenangkan Arman menyarankan menceritakan mimpi buruknya ke dukun.
Dukun membenarkan setiap kali jimat makan korban
anak kecil maka malamnya Arman akan didatangi arwah si anak dalam mimpi tapi
Arman tidak perlu takut karna hanya sekali mimpi saja. Arman juga diingatkan jika
jimat dicuri orang lain, Arman tidak akan dapat keberuntungan dari jimat itu
tapi orang yang mencurinya yang mendapat keberuntungan. Arman juga terbebas
dari malapetaka karna tidak memandikan jimat itu dan tidak akan didatangi dalam
mimpi arwah anak tiap kali jimat makan korban. Sebaliknya yang mencuri jimat
itu yang akan mengalami.
Arman kembali narik odong-odong seperti biasa
pulang bawa omset banyak. Minggu ke 2 ada lagi anak kecil di kampung Arman
pelanggan odong-odong Arman mendadak sakit lalu meninggal dunia. Arman kembali
mimpi buruk didatangi arwah anak kecil itu. Arman pikir kalau setiap minggu ada
anak kecil pelanggan odong-odongnya mati mendadak bisa dia dicurigai warga. Nggak
mungkin dia terus narik odong-odong di kampungnya Kampung Belimbing harus
ganti-ganti kampung biar warga nggak curiga setiap kali ada anak kecil
pelanggan odong-odongnya mendadak mati karena tumbal. Arman mulai narik
odong-odong di kampung lain, Kampung Salak.
Bukan di kampung Salak aja Arman narik
odong-odong tapi tiap hari ganti-ganti narik di kampung lain. Makanya nggak ada
satupun warga tiap kampung yang curiga kalau ada anak kecil pelanggan
odong-odong Arman mendadak sakit lalu mati. Tapi Arman harus kuat tahan rasa
takut tiap mimpi didatangi arwah anak kecil yang jadi tumbal. Kekayaan Arman
makin bertambah dari hasil narik odong-odong. Arman bisa bangun rumah mewah dan
beli mobil mewah hanya dari hasil narik odong-odong. Hanya anak saja yang belum
dimiliki Arman. Warga sekitar rumah Arman mulai curiga lihat kekayaan Arman
yang secepat kilat itu.
Pengemudi odong-odong di Kampung Salak merasa
tersaingi sama odong-odong si Arman. Ruslan yang udah 3 tahun pangkalan
odong-odongnya di Kampung Salak biasanya nggak pernah sepi. Sejak ada Arman
sehari Ruslan nggak dapat omset padahal jenis odong-odongnya sama seperti
Arman.
Ruslan provokasi teman-temannya sesama
odong-odong usir Arman tidak boleh narik odong-odong di Kampung Salak. Tapi
Arman melawan siapa saja berhak cari rejeki di mana saja kalau merasa tersaingi
ganti usaha aja gak usah narik odong-odong. Ruslan cs emosi nyerang Arman
sampai Arman babak belur.
Malamnya malam Jumat Kliwon Ruslan dan Beno
mengintai rumah Arman. Mereka penasaran apa yang membuat odong-odong Arman bisa
ramai datangin rejeki sampai Arman kaya belum setahun narik odong-odong.
Tiba-tiba Beno dapat WA harus pulang istrinya melahirkan. Tinggal Ruslan
mengintai rumah Arman. Ruslan lihat Arman keluar halaman belakang rumah lalu
Arman melakukan ritual memandikan jimatnya.
Besoknya Ruslan ditemukan mati di atas
odong-odongnya dalam keadaan lidah terjulur keluar seperti lehernya dicekik. Para
pengemudi odong-odong curiga itu pasti ulah Arman balas dendam. Tapi Polisi
tidak menemukan sidik jari orang lain selain sidik jari Ruslan di odong-odong
Ruslan maupun seluruh tubuh Ruslan termasuk lehernya. Beno sahabat Ruslan tetap
curiga sama Arman dan akan balas dendam mencelakai Arman.
Tahu Ruslan mati tidak wajar, Arman yang merasa
tidak melakukan pembunuhan itu jadi dikejar rasa bersalah. Bayangan anak-anak
kecil yang mati jadi tumbal jimatnya terus menyerang Arman bergantian dengan
bayangan Ruslan yang mati tidak wajar. Arman tidak kuat lalu datang ke dukun
menanyakan penyebab kematian Ruslan apakah karna jimat Arman. Dukun membenarkan
kematian Ruslan karena dicekek hantu si anak warteg.
Arman pulang masih dengan rasa bersalah.
Kekayaan dia dapat dalam waktu singkat tapi mengorbankan nyawa banyak anak
kecil yang tidak bersalah. Bahkan karena keserakahannya mendapat omset
odong-odong sehingga mematikan rejeki pengemudi odong-odong lainnya.
Setelah Isya, Arman lewat depan masjid yang
kebetulan terdengar Ustad ceramah. Arman ingat sejak ia bersekutu dengan setan
tidak pernah lagi sholat di masjid bahkan di rumah. Arman masuk masjid dengan
penuh penyesalan.
Sementara itu Beno, sedang masuk ke kolong
odong-odong Arman yang terparkir samping rumah Arman. Beno ingin merusak
odong-odong Arman tapi di tempat tersembunyi dia menemukan benda berupa kain
kafan terikat tali pocong membungkus sesuatu. Feeling Beno ada sesuatu pada
benda itu. Beno mengambil benda itu dan mengantonginya. Beno keluar dari kolong
odong-odong langsung pergi.
Tiba di rumah Arman menyampaikan ke Dewi niatnya
tobat dari kemusyrikan. Arman capek hidup selama ini tidak lagi di jalan Allah.
Di mesjid, Arman dinasihati Ustad segera tinggalkan yang diharamkan Allah karna
yang haram itu akan jadi penghalang kelak mendapat surga Allah. Tapi Dewi
kuatir kekayaan mereka akan hilang jika meninggalkan jimat yang selama ini
sudah memberikan kekayaan. Arman tidak masalah jika kembali hidup sederhana
berkecukupan daripada kaya tapi musyrik.
Besoknya Arman mendapati jimatnya hilang dari
odong-odongnya. Siapa yang mencuri jimatnya ? Arman kuatir orang yang mencuri
itu mendapat malapetaka apabila tidak menjalankan syarat dari jimat itu. Tadinya
Arman mau bawa jimat itu ke Ustad untuk dimusnahkan.
Sementara itu, Beno lagi sibuk melayani anak-anak
kecil yang ngantri berebutan naik odong-odongnya. Teman-teman Beno sesama
pengemudi odong-odong heran kok odong-odong Beno sekarang jadi ramai. Jelas
ramai karna Beno menggunakan jimat milik Arman yang dicurinya untuk penglaris
odong-odongnya. Sehari itu Beno mendapat omset 400.000. Beno bangga pulang ke
rumah bawa uang banyak untuk istri dan bayinya yang baru lahir.
Arman yang baru pulang sholat shubuh di mesjid
panik lihat rumahnya kebakaran. Tetangga Arman bantu memadamkan api. Untungnya
Dewi selamat dari kepungan api. Rumah Arman ludes rata dengan tanah. Arman dan
Dewi menangisi nasib mereka kehilangan rumah mewah mereka. Ustad menghibur dan
menguatkan Arman dan Dewi agar sabar dan ikhlas karna harta yang berasal dari
kemusyrikan pasti dimusnahkan Allah dan
kelak digantikan dengan yang halal yang berasal dari Allah.
Arman memutuskan menjual odong-odongnya untuk
menambah biaya membangun rumah. Bertekad memulai hidup baru di jalan Allah,
Arman akan kembali mencari pekerjaan dan Dewi buka usaha warung kelontong di
rumah.
Waktu Arman pulang kantor jalan melewati kampung
Salak, Arman melihat odong-odong Beno ramai antrian anak-anak berebutan naik.
Kalau dilihat ramainya kok seperti ramai odong-odong Arman dulu. Sering Arman
juga dengar kabar anak kecil di Kampung Salak mendadak sakit lalu mati. Arman
curiga Beno menggunakan jimat penglaris yang sama seperti Arman dulu.
Tiba-tiba Arman melihat sosok arwah anak warteg
di antara anak-anak yang lagi main odong-odong Beno. Arman makin yakin jimatnya
yang hilang dicuri Beno dan digunakan untuk penglaris odong-odongnya. Arman
menghampiri Beno menanyakan apa jimat Arman yang hilang sebenarnya dipakai
Beno. Beno marah nggak mengaku karna dia nggak percaya jimat odong-odongnya
ramai karena rejeki dia bagus.
Arman mengingatkan Beno jimatnya itu ada
syaratnya harus dimandikan setiap malam jumat kliwon jika tidak maka malapetaka
akan menimpa Beno sekeluarga. Beno diam tidak menanggapi tapi dalam hatinya
teringat semalam itu kan malam Jumat Kliwon seharusnya dia memandikan jimat.
Tiba-tiba tetangga Beno datang panik memberi
tahu Beno istri Beno ngamuk kesurupan bayi Beno nangis dari siang nggak
berhenti. Beno berlari pulang ke rumahnya diikuti Arman. Tiba di rumah Beno,
bayi Beno ada dalam gendongan istri Beno yang kerurupan ingin membuang bayi
mereka. Beno, Arman dan warga berusaha membujuk istrinya tetap saja malah istri
Beno lari ke sungai dan melempar bayinya ke sungai.
Warga berenang ke sungai mencari bayi Beno tapi
tidak ditemukan. Beno histeris kehilangan bayinya tapi istrinya tertawa senang.
Beno depresi dan istrinya jadi gila oleh warga dimasukkan ke rumah sakit jiwa.
Arman membawa jimat rambut anak warteg ke Ustad untuk dimusnahkan. Sebulan
kemudian Dewi hamil anak pertama. Arman bahagia akhirnya Allah memberikan rejeki
terbesar yang bertahun-tahun dinanti yaitu anak.
Comments
Post a Comment