foto:pixabay.com |
Semua berawal dari tertukarnya sajadah merah warisan Bapak Lifah
dengan barang belanjaan
Usman. Dari
situ mereka saling benci kemudian jatuh cinta.
Lifah dan Iftah
terburu-buru memasuki Mall untuk melarikan diri
dari Ustad Sok Tahu bernama Rohim yang dijodohkan
oleh Ibunya
Lifah dengan Lifah karena Lifah gak suka sama Rohim. Dan kebetulan saat itu Usman juga
terburu-buru keluar Mall
karena jam kuliahnya sebentar lagi mulai. Mereka berdua bertabrakan di pintu Mall dan
barang bawaaan Usman dan Lifah berhamburan, mereka berdua saling
marah-memarahi, dan lupa kalo barang
bawaaannya mereka saling tertukar.
Tiba dirumah,
Lifah membuka “goodie bag”nya
yang seharusnya berisi sajadah merah warisan bapaknya, tapi gak ada, justru
yang ada blouse yang Lifah sendiri gak merasa membelinya. Aminah, ibunya
Lifah yang tahu anaknya kebingungan mencari sajadah merah,
akhirnya menceritakan kisah
Almarhum Bapak Lifah saat sholat
di Masjidil Haram dan berdoa memohon agar calon suami Lifah nanti, pria yang membawakan sajadah merah
yang sama seperti yang saat itu digunakan Bapak Lifah.
Lifah aneh mendengarnya
tapi Aminanh menyakinkan bahwa hilangnya sajadah merah
warisan bapak adalah pertanda doa bapak Lifah di Masjidil Haram akan segera terkabul dan Pria yang membawakan kembali sajadah merah
ini ke Lifah adalah Jodoh Lifah.
Tapi Lifah gak percaya begitu saja dengan apa yang dikatakan Ibunya apalagi Ibunya menjodohkan Lifah
dengan Ustad Sok Tahu,
Rohim.
Usman dan Lifah
ketemu lagi di kampus, Lifah nyolot memarahi
Usman, karena Lifah masih merasa sakit akibat tubrukkan sama Usman kemarin. Lifah juga nyolot nuduh Usman penyebab ia kehilangan sajadah merahnya.
Usman yang gak paham apa yang dimaksudkan Lifah, balik memarahi Lifah. Pertengkaran
itupun dipisah sama Iftah (teman Lifah) dan Umar (teman Usman).
Ratna, Ibunya Usman pulang dari luar negeri, dan
menanyakan tentang blouse yang pernah dia pesan ke Usman untuk membelinya di butik temannya. Usman langsung teringat, kalo belanjaan
blouse ibunya masih ada di bagasi mobilnya, tetapi Usman kaget saat melihat isi “goodie bag” belanjaannya ternyata
sajadah merah dan foto Lifah
dengan temannya Ifta.
Dan Usman langsung paham yang dimaksud Lifah
itu yaitu sajadah merah ini. Usman berusaha menemui Lifah dan meminta maaf atas kejadian Usman yang
marah sama Lifah saat Lifah mempertanyakan sajadah merah. Dari situ hubungan Usman dan Lifah
makin dekat, Aminah pun merestui hubungan cinta Usman dan Lifah. Sedangkan
Ustad Sok Tahu Rohim berusaha untuk memisahkan Lifah dengan Usman.
Tapi mendadak
Aminah tidak meyetujui hubungan cinta Usman dan Lifah karna ternyata, ibunya
Usman, Ratna adalah perebut calon suami Aminah saat muda dulu sehingga Aminah
dan keluarga menanggung malu karna pernikahan batal padahal undangan sudah
disebar. Aminah kembali menjodohkan Lifah dengan Rohim. Aminah tidak peduli
lagi dengan amanah dan doa suaminya untuk jodoh Lifah. Dendam kesumat Aminah
pada Ratna kian bertumpuk meskipun Ratna sudah memohon maaf. Aminah tidak lagi
peduli dengan perasaan Lifah yang
terpuruk karna cintanya pada Usman kandas. Dan itu hanya karna dendam kesumat Aminah
pada Ratna.
Saat akad nikah
Lifah dan Rohim akan dilangsungkan, Lifah nekat kabur meninggalkan rumahnya.
Saat pelariannya itu, Lifah tertabrak mobil dan mengalami pendarahan banyak
sehingga membutuhkan banyak darah golongan O. Tapi sayangnya darah Aminah tidak
bergolongan O tapi almarhum bapak Lifah yang bergolongan O. Palang Merah
Indonesia juga kehabisan stok darah golongan O. Di tengah kebingungan Aminah
mencari golongan darah O, tak disangka Ratna datang menyumbangkan darah karna
golongan darahnya O. Aminah tidak bisa lagi menolak tawaran Ratna karna yang ia
inginkan saat ini adalah keselamatan nyawa Lifah putri semata wayangnya.
Meskipun nyawa
Lifah terselamatkan, Aminah tetap keras hati tidak memaafkan Ratna meskipun
darah Ratna sudah banyak mengalir di tubuh Lifah. Bahkan Aminah tega membuang
bingkisan kue dan buah yang di bawa Ratna saat membesuk Lifah di depan Ratna.
Melihat kejadian itu, mendadak Lifah mengalami kejang-kejang kemudian koma tak
sadarkan diri. Aminah lantas nuduh Ratna pembawa sial karna setiap ada Ratna,
Aminah selalu mengalami sial bencana. Permohonan Usman supaya Aminah memaafkan
Ratna pun ditolak Aminah.
Berbulan-bulan
Lifah mengalami koma hingga akhirnya Aminah menyerah dan berpasrah pada
kehendak Allah SWT. Aminah sholat di atas sajadah merah milik Lifah dan berdoa
dengan segenap hati memohon pengampunan atas segala dosanya. Juga memohon kemurahan
Allah SWT memberikan keajaiban untuk Lifah. Saat hendak beranjak dari sajadah
merahnya, tiba-tiba angin kencang berhembus ke dalam kamar Aminah sehingga membuka
lembaran demi lembaran Al Quran di hadapan Aminah dan berhenti tepat pada QS An Nuur. Mata Aminah
langsung tertuju pada QS. An Nuur : 22 ” …..dan hendaklah mereka mema’afkan dan berlapang dada.
Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang ” Ayat
tersebut menusuk hati Aminah hingga air matanya kembali mengalir.
Esoknya
Aminah mendapati Ratna sedang membesuk Lifah. Saat itulah Aminah langsung
memohon maaf pada Ratna. Begitupun Ratna. Mereka saling memaafkan disaksikan
senyum bahagia Usman. Sesaat kemudian kejutan bahagia mereka dapati karna Lifah
sadar dari komanya. Akhirnya restu Aminah dan Ratna mengiringi perjalanan cinta
Lifah dan Usman menuju ke pernikahan suci
Comments
Post a Comment