CERAIKAN SUAMI, AKU JADI ATM MANTAN ISTRI SUAMIKU

Protected by Copyscape

suami, istri, atm, cerai, cerita, kisah
foto: pixabay.com

Rena menyesal menikah dengan Angga yang gajinya setiap bulan lebih tinggi 2x lipat dari gaji Rena. Ya, karena Rena tumbuh sejak kecil sebagai perempuan yang tidak mau tersaingi laki-laki akibat didikan ayah Rena yang almarhum saat Rena lulus kuliah. Ayah Rena mendidik Rena tidak mau dikalahkan pria dalam segala hal apalagi prestasi dan karir. Meski Wida, ibu Rena tidak setuju cara didik ayah Rena namun Rena lebih mendengar ayahnya.

Rena menikahi Angga juga karena  sebelum menikah gaji Angga jauh lebih rendah dari Rena. Rena merasa lebih bahagia hidup bersama pria yang penghasilannya lebih rendah darinya. Karena dengan begitu Rena bisa selalu merasa lebih hebat dari Angga. Sejak awal pernikahan Rena yang menentukan gaji Angga setiap bulannya digunakan hanya untuk kebutuhan keluarga sehari-hari. Sedangkan gaji Rena yang jauh lebih besar dari Angga digunakan untuk di luar kebutuhan keluarga sehari-hari.  

Setelah menikah ternyata rejeki kian melimpahi rumah tangga Rena dan Angga. Dalam 6 bulan sejak menikah, Angga 2 kali naik jabatan yang otomatis gajinya pun naik hingga 2 kali lipat lebih tinggi dari gaji Rena. Angga sangat bahagia dan semakin sayang pada Rena karena yakin kesuksesan karirnya berkat doa istri tercinta.

Namun sebaliknya Rena tidak suka gajinya lebih rendah dari Angga. Apalagi Wida juga bahagia dan dukung karir dan gaji Angga meningkat, membuat Rena semakin benci Angga. Rena merasa telah dikalahkan suaminya sendiri. Semakin Angga mengekspresikan rasa sayangnya pada Rena lewat hadiah barang mewah semakin frontal reaksi ketidak sukaan Rena.

Ketika Angga menghadiahi 1 unit mobil baru untuk Rena di hari ulang tahun Rena, betapa menyakitkan reaksi Rena. Rena membunang kunci mobil ke tong sampah. Rena mengungkapkan ketidak sukaannya Angga sok pamer karena mengunggulinya dalam hal materi. Nasihat Wida agar Rena berpikir positif bahwa hadiah Angga itu ungkapan rasa sayang Angga pada Rena, tetap tidak merubah persepsi negatif Rena terhadap Angga.

Waktu Wida terdiagnosa menderita kanker otak stadium 3, Rena menolak niat tulus Angga menanggung seluruh biaya pengobatan Wida termasuk kemoterapi. Karena Rena merasa lebih mampu dari Angga untuk membiayai pengobatan Wida. Nggak enak hati karna sikap Rena, Wida pun mohon maaf pada Angga.  

Di lain waktu, Angga menghadiahi satu set perhiasan berlian untuk Rena. Rena langsung melempar satu set berlian itu di hadapan Angga sambil berkata bahwa ia sanggup membeli sendiri perhiasan yang tiga kali lebih mahal dari berlian yang dihadiahi Angga.

Ketika Angga menghadiahi mertuanya, Wida sebuah tas branded di hari ultahnya, Rena tersinggung lalu membuang tas itu karna ia juga sanggup membelikan ibunya tas yang jauh lebih mahal dari tas yang dihadiahi Angga. Padahal Angga menghadiahi Wida tas branded sebagai wujud perhatian menantu kepada mertua bukan untuk menyaingi Rena.

Meski kecewa karena setelah nikah baru tahu sifat Rena yang tidak ingin tersaingi laki-laki, Angga berusaha sabar dan setia jalani rumah tangganya. Berbeda dengan Rena yang ingin bercerai karena tidak tahan dengan kondisi gaji Angga lebih tinggi dari gajinya sehingga Rena selalu dihantui perasaan tersaingi suami.

Lagi-lagi Angga beri surprise di ultah pernikahan mereka. Kedua mata Rena sengaja ditutup kain lalu dibawa Angga ke sebuah tempat dan begitu penutup mata Rena dibuka, ternyata rumah baru yang mewahnya melebihi rumah milik Rena yang mereka tempati sejak menikah. Rumah mewah itu surprise dari Angga dan mereka akan pindah ke rumah itu.

Di luar dugaan, Rena bukan bahagia menyambut surprise rumah mewah dari Angga. Justru Rena memberi surprise untuk Angga surat cerai resmi dari pengadilan. Angga kaget dan minta alasan Rena menceraikannya. Tanpa sesal, Rena menjawab sudah bosen hidup dengan pria yang jadi pesaing hidupnya.

Sejak dicerai, Angga terpuruk bahkan kinerjanya di kantor makin memburuk. Angga sangat mencintai Rena sehingga sulit baginya untuk ikhlas diceraikan Rena. Berbeda dengan Rena justru bahagia setelah bercerai merasa lepas dari perasaan selalu tersaingi suami sendiri.

Sebulan kemudian, Rena menikahi Sutan, duda cerai dua anak. Kedua anak Sutan ikut Rima, mantan istri Sutan sedangkan Sutan sendiri hanyalah karyawan rendahan. Sutan memang memenuhi kriteria pria idaman Rena yang tak mungkin jadi pesaing Rena dalam materi. Gaji Sutan yang lebih kecil dari gaji Rena dipakai untuk membiyai kebutuhan sehari-hari.

6 bulan pernikahan Rena dan Sutan, muncul Rima, yang baru saja bercerai dengan suaminya. Rima kerap kali minta uang ke Sutan untuk biaya nafkah kedua anak mereka. Jumlah uang yang diminta makin hari makin bertambah bahkan mencapai keseluruhan jumlah gaji Sutan.

Imbasnya, gaji Rena yang dipakai untuk membiayai kebutuhan sehari-hari di rumah Rena gantikan gaji Sutan yang seluruhnya diberikan ke Rima. Semakin menjadi saja maunya Rima. Gaji Sutan pun nggak cukup memenuhi kebutuhannya sehingga Sutan nekat maksa Rena menambahi kekurangan uangnya yang diberikan ke Rima. Terpaksa Rena memberi uangnya dipakai Sutan untuk memenuhi permintaan Rima karena mengingat Wida yang menderita kanker otak. Rena kuatir jika menolak, Sutan akan marah lalu mereka bertengkar kemudian Wida akhirnya tahu kalau Sutan memperlakukan Rena seperti ATM untuk Rima.

Sebenarnya Rena sudah nggak tahan dimanfaatkan Rima lewat Sutan. Ingin rasanya Rena menceraikan Sutan tapi lagi-lagi kesehatan Wida membuat Rena tidak berani bercerai. Rena tidak ingin penyakit Wida semakin parah karena beban pikiran melihat Rena bercerai untuk kedua kalinya.

Masalah bertambah, Rena menganggur karena perusahaan tempatnya bekerja bangkrut. Tak lama kemudian kondisi Wida makin memburuk sehingga harus dirawat di rumah sakit. Sutan terus mendesak Rena mencari kerja tapi Rena nggak tega meninggalkan Wida sendirian di rumah sakit sementara ia mencari kerja. Akhirnya, Sutan menjual satu per satu barang berharga di rumah mereka hanya untuk memenuhi permintaan uang Rima.

Betapa kaget Rena ketika sadar barang berharga termasuk perhiasannya dijual Sutan. Rena meratapi nasibnya ternyata tidak sebahagia saat masih bersama Angga. Rena menyesal telah menceraikan Angga yang tulus mencintai Rena dan selalu ingin membahagiakan Rena. Rena sadar kesombongannya yang tidak mau tersaingi laki-laki ternyata telah menghancurkan kebahagiaannya.

Kondisi Wida yang semakin memburuk membuat Rena harus jual rumahnya untuk biaya operasi kanker otak Wida. Bukannya prihatin kondisi mertuanya, Sutan malah terbujuk rayuan Rima membawa kabur uang penjualan rumah Rena dan mereka menikah lagi hidup bahagia dengan uang Rena. Untungnya, Rena memergoki saat Sutan dan Rima akan kabur bawa tas isi uang hasil penjualan rumah. Tapi Sutan dan Rima berhasil lolos dari Rena. Rena terus mengejar Sutan dan Rima. Di perempatan jalan, tiba-tiba sebuah mobil menabrak Sutan dan Rima akhirnya tewas di tempat.

Rena bersyukur uang untuk biaya operasi Wida masih utuh. Sayangnya, sebelum operasi kanker otak terlaksana, Wida meninggal dunia. Uang yang tadinya untuk biaya operasi kanker otak Wida digunakan Rena untuk modal usaha butik wanita.

Usaha butik Rena semakin maju dan terkenal. Hingga suatu ketika secara kebetulan Rena bertemu Angga yang menemani istrinya belanja di butik Rena. Diam-diam Rena iri lihat istri Angga sangat bahagia diperlakukan istimewa oleh Angga selama memilih koleksi pakaian di butik Rena. Perlakuan yang sama yang pernah juga Rena alami dulu saat masih bersama Angga. Kini, Rena hanya bisa menyesali kebodohannya melepas begitu saja suami sebaik dan setulus Angga.




Protected by Copyscape

Comments