Suami istri Pak Andre
dan Bu Lani sengaja memindahkan panti asuhan mereka ke rumah tua besar yang
berada di lokasi sepi. Satu kamar di rumah itu terdapat ruang bawah tanah
bekas pemasungan yang akan dijadikan
tempat mengubur bayi-bayi panti mereka yang sering mati karna sakit. Dengan
begitu berita kematian bayi di panti mereka tidak lagi terpublikasi. Pak Andre
dan Bu Lani mengunci kamar tersebut agar orang lain tidak tahu.
Bayi-bayi adalah aset
penting di panti untuk menarik simpatik donatur menyumbang lebih banyak.
Padahal sumbangan donatur hanya sedikit digunakan untuk panti. Selebihnya masuk
ke lemari pribadi Pak Andre dan Bu Lani yang ada dalam ruang pasungan. Mereka
sengaja mengabaikan kesehatan bayi-bayi itu hingga sakit dan mati sendiri.
Anak-anak 6-17 tahun di
panti juga mereka abaikan perawatannya. Mereka hanya menggunakan jasa suami
istri Bik Inah 35th dan Pak Tarno 40thn untuk mengurusi kebutuhan 10 anak
asuhan. Untuk makan setiap harinya selalu menu tahu tempe dan nasi. Bahkan
anak-anak disuruh kerja keras membersihkan seluruh rumah dan pekarangan.
Sedangkan Derryl 19th, keponakan Bu Lani hobinya fotografi dan sudah tinggal
bersama Bu Lani sejak 10 tahun lalu karna ortunya meninggal dunia dalam
kecelakaan.
Sejak menempati rumah
itu, anak-anak penghuni panti sering mengalami mimpi buruk perempuan dipasung
dan keanehan menyeramkan seperti melihat sekelebat orang ngesot lewat dekat
mereka, melihat sosok orang asing tiba-tiba menghilang, mendengar suara
keributan tidak jelas arahnya, suara perempuan menangis dll. Derryl sendiri
beberapa kali melihat penampakan hantu lewat kameranya.
Seorang anak panti tertua,
Sinta 17 tahun beberapa kali dikagetkan sosok perempuan tua yang diam-diam
selalu mengamatinya saat berada di pekarangan panti. Sinta penasaran tapi
perempuan tua itu selalu menghilang setiap kali Sinta menghampirinya. Akhirnya,
Sinta berhasil mengajak perempuan tua bernama Nyai Dasimah itu bicara. Nyai
Dasimah hanya meminta Sinta masuk ke sebuah kamar yang berada di pojok rumah
itu. Ada rahasia yang belum terbongkar puluhan tahun lamanya.
Sinta pun penasaran
dengan kamar yang dimaksud Nyai Dasimah apalagi kamar itu selalu dijaga
privacynya oleh Pak Andre dan Bu Lani. Sejak mengamati kamar itu, beberapa kali
Sinta melihat sekelebat sosok perempuan masuk menembus keluar masuk pintu kamar
itu. Setelah berhasil mencuri kunci kamar itu,
Sinta diam-diam memasuki kamar. Tiba dalam kamar, ia menemukan ruang
bawah tanah di mana terdapat peralatan bekas pasungan. Tidak jauh dari
pasungan, Sinta menemukan gundukan tanah dan dekatnya ada cangkul.
Tiba-tiba Sinta
dikagetkan suara tangisan perempuan dari arah lemari di ruang pasungan itu.
Sinta mendekat ke lemari dan tiba-tiba sebuah tangan perempuan keluar dari
kolong lemari mencengkram kaki kiri Sinta. Sinta berontak melepas kakinya
kemudian lari ketakutan meninggalkan ruang bawah tanah. Sinta keluar kamar tapi
lupa mengunci kamar dan tak sengaja bertubrukan dengan Deryl. Sinta gugup
ketakutan meninggalkan Deryl yang tampak heran melihat tingkah Sinta. Deryl pun
penasaran kemudian masuk kamar itu.
Sejak itu, Sinta sering
dihantui sosok hantu perempuan(Helen) lewat mimpi dan alam sadar. Sinta mengira
hantu yang sering muncul itu ada kaitannya dengan suara tangis dari lemari itu.
Sinta mengira Helen penunggu kamar itu makanya marah kelancangan Sinta masuk
kamar terlarang. Sinta memohon ampun pada hantu Helen saat Hantu Helen
menampakkan diri. Tapi hantu Helen membisu, hanya menangis kemudian menghilang.
Sinta semakin penasaran.
Pak Andre dan Bu Lani
sering diteror dengan kejadian horor apalagi setiap Pak Andre dan Bu Lani
menindas dan menyiksa anak-anak Panti dan Sinta. Semakin menyeramkan saat hantu
Helen menampakkan diri dengan kedua pergelangan tangan dan kakinya terborgol
rantai dan mengesot menghampiri Pak Andre dan Bu Lani.
Pak Andre dan Bu Lani
menduga kemunculan hantu Helen ada hubungannya dengan ruang pasungan. Apalagi
mereka pernah menemukan pintu kamar terbuka dan ada jepitan rambut Sinta di
ruang pasungan. Sejak itu uang mereka dalam lemari ruang pasungan sering
berkurang. Mereka menuduh Sinta memasuki kamar rahasia mereka untuk mencuri
uang.
Pak Andre dan Bu Lani
membawa Sinta ke ruang pasungan untuk dipasung selamanya. Saat Sinta berontak
dipasung, tiba-tiba terdengar tangisan banyak bayi disertai lampu redup
sehingga membuat Pak Andre dan Bu Lani ketakutan. Tiba-tiba muncul hantu Helen.
Pak Andre dan Bu Lani ketakutan akan kabur tapi secara ajaib tubuh Pak Andre
dan Bu Lani tertarik ke tempat pasungan dan mereka sudah terikat jadi satu di
pasungan. Helen membiarkan Sinta yang masih ketakutan keluar ruang pasungan.
Deryl masuk ruang
pasungan. Meski kaget melihat melihat Pak Andre dan Bu Lani terpasung tapi
Deryl tidak peduli ia menguras semua uang dalam lemari di ruang pasungan.
Ternyata selama ini Deryl yang mencuri uang dalam lemari itu. Deryl merasa
berhak atas semua uang donatur yang dikumpulkan Pak Andre dan Bu Lani. Deryl
dendam sama Pak Andre dan Bu Lani yang 10 tahun lalu sengaja mencelakai kedua
ortu Deryl dengan membuat rem mobil ortu Deryl blong. Deryl kebetulan melihat
dan mendengar obrolan Pak Andre dan Bu Lani yang ingin menguasai seluruh harta
kekayaan ortu Deryl. Dan kini saatnya dendam Deryl terbalas.
Setelah menutup mulut
Pak Andre dan Bu Lani dengan lakban, Deryl memindahkan semua uang di lemari ke
dalam 2 tas rangselnya. Tiba-tiba tengkuk Deryl mendapat pukulan balok kayu. Deryl terjatuh pingsan.
Ternyata Pak Tarno yang memukul Deryl dibantu Inah. Dalam keadaan mulut
terlakban, terlihat ekspresi marah Pak Andre dan Bu Lani. Mereka tidak
menyangka selama ini Pak Tarno dan Bik Inah mengincar harta mereka yang
tersimpan dalam lemari. Dengan semangat Pak Tarno dan Bik Inah memasukkan sisa
uang dalam lemari ke dalam 2 tas Deryl. Setelah lemari kosong, tiba-tiba dalam
lemari muncul penampakkan hantu Helen dalam keadaan kedua tangan dan kaki
terikat rantai. Pak Tarno dan Bik Inah kaget teriak ketakutan. Saat mereka
berbalik hendak lari kabur tiba-tiba lemari jatuh menimpa tubuh mereka. Pak Tarno dan Bik Inah tewas seketika
Kepolisian menangkap Pak
Andre, Bu Lani atas tindakan pembunuhan terencana terhadap orang tua Deryl,
pembunuhan terhadap puluhan bayi dan penipuan berkedok panti asuhan. Deryl
ditangkap karna mencuri. Selain menemukan jasad-jasad bayi terkubur dalam
gundukan tanah di ruang pasungan, polisi juga menemukan jasad Helen dan jasad
Papa Helen yang terkubur dalam tanah dilapisi lantai di bawah lemari selama
puluhan tahun.
Menurut cerita Nyai
Dasimah, Helen adalah anak pemilik rumah tua itu. Papa Helen orang Belanda asli
dan ibu Helen pribumi Indonesia. Saat Helen usia 6 tahun ibu Helen meninggal
dunia dan Helen syok sehingga bisu. Papa Helen pun menikah lagi dengan gadis
Belanda. Ibu tiri Helen selalu memasung Helen di ruang bawah tanah saat papa
Helen tidak di rumah. Nyai Dasimah sebagai pembantu tidak bisa berkutik. Helen
pernah dipasung sebulan saat papa Helen tugas luar kota selama sebulan dan
hanya dikasih makan sehari sekali. Dengan cara menyiksa Helen, ibu tiri Helen
ingin Helen perlahan meninggal dunia dan ia bisa menguasai seluruh harta papa
Helen.
Helen tidak berani
mengadu karna takut ancaman ibu tirinya. Tapi di usia 15 tahun Helen mengadu
lewat surat yang ia selipkan di kantong baju kerja papanya. Mengetahui
perbuatan istrinya, Papa Helen memarahi ibu tiri Helen. Ibu tiri Helen
emosional menembak kepala papa Helen. Dalam keadaan pergelangan kedua tangan
dan kakinya terikat rantai, Helen mengesot berusaha mencegah ibu tirinya yang
akan mengubur Jasad papa Helen di lantai ruang pasungan. Tapi Ibu tiri Helen
mendorong Helen hingga kepala Helen terbentur ke lantai dan pingsan. Tubuh
Helen yang masih bernyawa pun dikubur hidup-hidup bersama jasad papa Helen di
tembok ruang pasungan Sejak itu, hantu Helen selalu meneror ibu tiri Helen
hingga akhirnya ibu tiri Helen ketakutan dan meninggalkan rumah itu selamanya.
Comments
Post a Comment