Siang itu
adalah hari yang paling berduka bagi Dewi(25) dan Murni, ibunya(60), karena bapak dan suami
yang mereka cintai meninggal mendadak
karena serangan jantung. Lina dan
suaminya, Bram, yang selama ini tinggal di Surabaya pun datang menjenguk
Bapaknya untuk yang terakhir kalinya.Lina dan Bram tinggal di rumah itu agak lama. Murni mengira itu karena Lina dan Bram kuatir denga
keadaannya setelah di tinggal suaminya. Sudah 5 tahun ini, mereka gak pernah
datang ke Jakarta karena sibuk mengurus bisnis mereka di Surabaya.
Tapi ternyata
Bram dan Lina punya rencana busuk, Bram yang sedang merintis usaha baru di
Surabaya membutuhkan banyak dana. Mereka mengincar rumah Murni untuk di jual.
Diam-diam Bram menyelinap ke kamar Murni. Dia mencuri surat-surat rumah yang di
simpan di lemari. Bram kemudian memalsukan tandatangan Bapak mertuanya yang
seolah-olah telah menjual rumah itu padanya.
Seminggu
setelah meninggalnya Bapak, Bram baru beraksi, dia mengundang orang yang ingin
membeli rumah Murni untuk melihat-lihat. Murni dan Dewi kaget begitu tahu niat
Bram menjual rumah tanpa izin keluarga dulu. Tapi Bram malah mengaku kalau
rumah itu adalah rumahnya karena Bapak telah menjual rumah itu padanya, jadi
dia berhak menjualnya lagi. Dia juga menunjukan surat-surat rumah itu yang
telah beruban atas namanya. Tapi sebelum transaksi penjualan rumah itu selesai,
Dewi dan Murni masih bisa tinggal di rumah itu.
Murni sangat
terpukul, dia yakin Bram yang merencanakan semua itu.Murni yakin suaminya gak
mungkin menjual rumah itu tanpa sepengetahuannya. Dewi lebih percaya pada
ibunya. Dewi pun gak bisa sabar lagi,
dia melampiaskan marahnya pada Lina atas kelakuan Bram yang merampas rumah
mereka.Tapi Lina berpihak pada suaminya. Dia
bahkan tega mengusir Dewi dan murni dari rumah itu meski Murni memohon
untuk tetap tinggal di sana, tapi gak dia izinkan.
Lina dan
Murni terpaksa pergi,tapi mereka bingung mau kemana.Untungnya mereka bertemu
Fandi, pacar Dewi. Fandi menawarkan Dewi dan Murni tinggal di rumahnya untuk
sementara. Tapi sepertinya ibunya Fandi tidak setuju karena selalu bersikap
jutek pada Dewi dan Murni. Mama Fandi menyuruh Fandi untuk mikirin lagi
rencananya menikah dengan Dewi. Karena dia gak mau nanti setelah menikah, Dewi
malah ngajak ibunya tinggal bareng mereka selamanya.
Fandi harus
menuruti ibunya tapi dia ngasih alternative ke Dewi, kalau dia mau menikah
dengan Fandi, dia harus meyuruh ibunya keluar dari rumah itu dan Fandi mau
menyewakan kontrakan kecil untuk Murni.Tapi Dewi menolak, dia gak akan
membiarkan ibunya yang mulai sakit-sakitan tinggal sendirian. Dewi mengajak
Murni untuk pamit dari rumah Fandi. Fandi jadi serba salah gak tahu harus
belain siapa.
Dewi dan
Murni menyewa rumah kontrakan.Kesehatan Murni semakin menurun. Dia selalu
ngigau ingin kembali ke rumah itu.Dewi merasa gak tega, dia janji pada Ibunya, untuk merebut kembali
rumah itu dari Bram. Anehnya, setiap orang yang sudah menawar rumah itu,
ternyata menggagalkan niat mereka untuk membelinya, sampai Bram capek menunggu
siapa yang akan membeli rumah itu.
Dewi datang
dan meminta Bram dan Lina untuk mengizinkan Ibu kembali kerumah. Bram tetap
melarangnya, kecuali kalau Dewi bisa memberi tebusan rumah itu dengan harga 1 M,
baru dia akan serahkan rumah itu lagi. Dewi bingung, gimana caraya dia dapatkan
uang 1M itu?
Melihat
kondisi ibunya yang semakin lemah. Dewi cemas. Dia harus medapatkan uang 1 M
itu. Tapi demi ibunya, Dewi berusaha bekerja siang dan malam, kalau siang dia
ngantor dan kalau malam dia part time di sebuah restoran. Tapi tetep aja gak
akan kekejar dapat uang sebanyak itu. hingga terlintas di benak Dewi untuk
menerima lamaran lelaki tua, bosnya di restoran yang menawarkan hidup enak pada
Dewi, Tapi keburu ketahuan Murni dan Murni melarangnya.
Murni gak mau
Dewi sampai mengorbankan masa depannya untuk mendaptkan uang. Murni kaget
mendengar tebusan yang harus mereka bayar, Murni jadi benar-benar marah pada
Lina dan Bram. Tapi dia gak bisa berbuat apa-apa. Murni dan Dewi pun pasrah jika memang rumah itu gak
bisa lagi mereka miliki.
Bram mendapat
kabar dari rekan kerjanya di Surabaya kalau perushaan mereka ludes terbakar dan
mereka mengalami kebangrutan bahkan harus membayar hutang perusahaan mereka.
Bram stress. Satu-satunya harapan dia
adalah uang hasil penjualan rumah itu, tapi tetap aja rumah itu gak laku-laku.
Bram semakin bingung, dia berkeliling dengan membawa surat rumah itu dan
menawarkan pada orang-orang yang dia temui. Semua orang malah menganggap Bram
gak waras.
Lina menyusul
Bram untuk pulang, jangan berkeliaran di jalan, tapi mereka malah ribut di tengah jalan. Dan tanpa mereka sadari
mereka tertimpa batu dari rumah warga
yang sedang di perbaiki. Bram meninggal
dan Lina kritis. Dewi dan Murni yang mendengar kabar tentang Lina segera
mendatangi rumah sakit, Lina meminta maaf dan mengaku kalau Bram yang telah memalsukan tanda tangan Bapak
mereka. Setelah itu Lina meninggal.
Murni dan Dewi pun dapat kembali ke rumah
yang memang seharusnya menjadi hak mereka. Sementara itu, akhirnya hati orang
tua Fandi luluh juga. Mereka menyadari kesalahan mereka pada Dewi dan ibunya
dan ingin minta maaf. Dewi dan ibunya pun tak mempermasalahkan hal itu, justru
mereka berterimakasih telah di tolong oleh Fandi. Fandi pun melamar Dewi di
depan orang tua mereka.
Comments
Post a Comment